KEDIRI LAGI KEDIRIKU
KEREN
Memiliki
julukan kota tahu kuning sekaligus kabupaten yang pernah menjadi bagian dari
kerajaan penting di Pulau Jawa yang sempat membawa pengaruh besar hingga ke
Ternate. Kabupaten Kediri adalah wilayah yang cukup kecil apabila dibandingkan
dengan kota-kota lain, kota tua ini hanya memiliki luas 1.386.05 km² tetapi ia
memiliki sejarah dan wisata yang
mengagumkan. Sejarah yang dimulai dari masa
perpindahan kerajaan Medang dari tanah Mataram ke timur menjelang
milenium kedua, hingga pada puncak kejayaan Kediri dibawah kepemimpinan Raja Jayabaya, raja yang
dikenal masyarakat jawa pernah meramalkan
kehidupan masa kini yang dicatat dalam kitab Musasar yang memiliki isi kurang
lebih 216 serat.
Salah satunya adalah “Besuk yen wis ana
kreta tanpa jaran, tanah Jawa kalungan wesi” artinya adalah “kelak jika sudah
ada kereta tanpa kuda,pulau jawa berkalung besi” makna sebenarnya adalah
terciptanya kereta api dimasa sekarang. Selain itu juga ada “Prahu mlaku ing
dhuwur awang-awang” artinya “perahu njalan diatas angkasa” maknanya adalah
terciptanya pesawat terbang. Dan ramalan
yang telah terpampang nyata dan megah di wilayah kediri sendiri adalah terbangunnya bangunan megah seperti pagupon
atau rumah burung merpati di tengah
jalan raya yaitu Monumen Simpang Lima Gumul yang berlokasi di Tugurejo, Ngasem
Kediri. Bangunan ini selain jadi tempat wisata Ia juga menjadi ikon Kabupaten
Kediri, bangunan yang menyerupai Arc De Triomphe yang berada di Paris, Perancis
ini juga dilengkapi dengan waterboom
Gumul Paradise Island yang berlokasi tidak jauh dari monumen yang juga
dikelilingi oleh taman hijau yang menyejukan mata.
Selain
Monumen Simpang Lima Gumul dan Gumul Paradise Island, Kabupaten Kediri juga
mempunyai destinasi wisata yang cukup banyak dan populer yang cocok untuk
dikunjungi seperti Gunung Kelud yang memiliki keindahan alam nyata dan jalan yang
sudah beraspal pun mudah untuk dilalui kendaraan baik motor maupun mobil,
gunung ini berlokasi di Desa Sugih Waras, Ngancar, Kediri.
Tak
ketinggalan, Kabupaten Kediri juga memiliki lebih dari 3 air terjun yang menyejukan mata dan hati,
dimulai dari Air Terjun Dholo, dimana bukan hanya airnya saja yang segar, Air
Terjun Dholo juga memiliki panorama yang melelehkan hati, banyak spot foto yang
langsung disediakan oleh alam, air
terjun yang berlokasi di Dusun Besuki,
Desa Jugo, Mojo, Blimbing ini memiliki julukan air terjun seribu tangga, dimana
apabila kita ingin menuju ke air terjun kita harus melalui tanggga yang amat panjang, jadi buat kalian yang
ingin melihat keindahan Air Terjun Dholo siapkan fisik ya!
Selanjutnya
ada Air Terjun Irenggolo, air terjun
yang memiliki karakteristik air yang bertingkat-tingkat seperti tangga yang
siap memanjakan mata kita ini memiliki tinggi sekitar 20-25 meter, air terjun
ini sendiri juga berada di Desa Jugo,
Mojo, Blimbing. Air terjun ini selalu ramai dikunjunggi wisatawan terutama
disaat musim liburan tiba.
Selain
wisata alam, Kediri juga mempunyai wisata edukasi Kampung Inggris Pare yang
sudah mendunia, Kampung Inggris ini terletak di Tulungrejo, Pare. Di Kampung Inggris ini sendiri ada sekitar 146
lebih lembaga kursus yang siap menampung pendatang yang ingin memperdalam bahasa
inggris. Di Kampung Inggris ini hampir keseluruhan orangnya menggunakan bahasa
inggris , tidak hanya warga Kediri saja yang datang melainkan daerah-daerah
lain pun banyak yang berkunjung di Kampung Inggris, tak sedikit pula orang
asing yang datang.
Kabupaten kediri juga memiliki
lebih dari 3 candi yang penuh sejarah, seperti Candi Surawana yang lokasinya tidak
jauh dari Kampung Inggris Pare,yaitu di Desa Canggu,Pare. Candi Surawana
merupakan candi yang bercorak Hindu, candi ini diperkirakan dibangun pada
sekitar abad ke 14 bertujuan untuk memuliakan raja kerajaan Wengker yang
bernama Bhre Wengker. Candi ini memiliki ukuran yang tidak luas hanya berukuran
8x8 meter.
Kuliner
pun tak kalah populer, Kabupaten Kediri memiliki banyak kuliner yang khas, seperti
yang ada di daerah Plosklaten, dan bukan lagi rahasia sate bekecot khas
plosoklaten ini sudah terkenal sejak dahulu hingga banyak pengusaha sate dan
kripik bekecot ini berani mengekspor hingga ke luar negeri, selain tampilan
yang menggiurkan, harga sate bekicot pun sangat amat terjangkau, harga
pertusuknya pun hanya di bandrol sekitar
250-500 rupiah, sangat amat terjangkau bukan?.
Setelah dari Plosoklaten, mari kita berpindah
ke kecamatan sebelah yang mana terkenal dengan kuliner tradisionalnya yaitu
klepon wonosari, Gurah. Makanan tradisional yang berasal dari tepung beras
ketan yang dicampur dengan perasan daun pandan lalu dibentuk bola-bola kecil,
dan tak lupa didalamnya diisi segumpal gula merah, makanan ini sudah tidak
asing untuk lidah orang Kediri seperti saya ini. Biasanya klepon ini di sajikan
di pincuk daun pisang atau di piring kecil dan ditemani lupis atau lontong dari
beras ketan serta cenil yang terbuat dari tepung sagu, tak lupa diatasnya
diberi topping parutan kelapa muda dan sirup gula jawa, cukup menggiurkan bukan ?Selain itu harganya pun tak
terlalu mahal, hanya sekitar 5000 saja sudah dapat porsi yang cukup banyak makanan tradisional ini.
ditunggu kedatangannya... ;)
Referensi :
·
Id.m.wikipedia.org
·
Archieve.is
·
Tempatwisataseru.com
·
Adventurose.com
·
Kompasiana.com
·
Kampunginggrisalazhar.co.id
·
Parekampunginggris.co
·
Hafifah148094997.wordpress.com
·
Neritafuturejurnalistik3a.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar